Nonton Berlian si Etty
7:12 PMsi Etty lagi naek motor :)) |
Suatu selasa (05)
sore di bulan Maret 2013 tiba-tiba diajak oleh teman saya untuk menyaksikan
sebuah premier film. Awalnya tidak mengerti apa sih film yang mau ditonton
karena kadung mengiyakan maka saya pun berkutat merampungkan pekerjaan sebelum
berangkat menonton film.
Perjalanan dari
kantor di kebayoran baru ke epicentrum saat itu mencapai satu jam lebih,
padahal sudah berangkat hari selasa tetep saja macet gila, namanya Jakarta. Di
perjalanan ini bukan cewek namanya kalo ga ngobrol-ngobrol gak jelas. Obrolan
kali ini bertajuk (eaaak) perjuangan merantau kerja di Jakarta. Tiga cewek
dalam mobil saling berbagi secumlik kisah mengenai perjalanan bekerja di
Jakarta.
Suka dan duka dari
mereka menggelitik pikiran saya, betapa saya baru memulai perjalanan karir di
Jakarta. Rasanya kurang pantas kalau saya mengeluhkan betapa berlikunya
bekerja, lha saya saja masih baru jika dibandingkan dua teman saya mbak Nunik
dan mbak Irene.
Yak lanjut tibalah
kami di tempat acara, mendapatkan tiket haha hihi kenalan sana sini. Ujungnya
sebelum menyaksikan film yang ternyata berjudul Berlian si Etty, kami kembali
nongkrong di sudut epicentrum. Kembali dong kami membahas mengenai apa yang tadi
tak sempat dibahas tuntas di mobil.
Well anyway, kami
bertiga dengan teman sedikit telat masuk yah kira-kira 10 menit sih. Hahahaha..
Karena tidak mendengar pengumuman masuk, bro yang kami dengar itu studio satu
sementara punya kami studio dua. Ya sudahlah.. Akhirnya menyaksikan film ini.
Film yang dibintangi
oleh Fitri Tropica, Yogi Finanda, Denny Soemargo, Donna Harun, Echie Dwi Asih,
Shalvynne Chang dan Andy Permana ini mengisahkan perjuangan Etty. Etty yang
diperankan oleh Fitri Tropica berjuang meniti karirnya di Jakarta, menemui kesuksesan
dan keterpurukan di saat yang berdekatan.
bagian ngehe.. Fitri Tropica pake helm aneh :)) |
Saya sedikit (tolong
ya digaris bawahi kata sedikitnya) mewek pas bagian Etty mengalami keterpurukan
yang disebabkan pengkhianatan oleh sahabatnya sendiri pas dia hamil gede. Yang
paling bikin gregetan adalah bagaimana Etty berbohong tentang keadaannya kepada
orang tua, well ini juga kadang terjadi kepada banyak orang sih termasuk saya,
dan pada akhinya mengakui segalanya. Susah lho menurunkan ego dan image yang
melekat pada kita meski kepada orang tua, hanya agar diri kita sendiri bisa
jujur serta mengakui kekalahan.
Bagi saya, langkah
mengakui ini bukan sebuah kemunduran namun kemajuan. Berhasil mengalahkan ego
diri dan mau menerima kekalahan adalah perjuangan paling sulit apalagi
menyangkut pekerjaan. Pada akhirnya Etty kembali berjuang dan menemukan di mana
passion dia.
Lika-liku cerita
perjuangan di Jakarta ini cukup mengena buat saya. Seperti diungkapkan di atas
bahwa saya juga baru pertama kali merantau ke kota ini. Jadi saya bisa
merasakan dengan baik kegundahan yang dialami Etty. Bagaimana susahnya buat
jujur pada diri sendiri. Dan bagaimana memupuk semangat berjuang di kota yang
katanya kejam ini.
Anyway, alur cerita
film ini ringan banget dan pas buat jadiin referensi buat nonton sama temen.
Adegan kocak malah muncul dari suami si Etty yang Zuper LEMPENG. Saya bahkan
gak menyangka jika apa yang tadinya kami perbincangkan di mobil demi mengatasi
suntuk selama perjalanan menuju bioskop adalah cerita yang akan dipaparkan di
film. Kebetulan? Mungkin tidak.
Nonton deh ya lucu
dan mengharu biru soalnya :D
4 comments
suka deh dengan gaya penulisannya (keren banget)
ReplyDeletesalam perantau di ibu kota yang lebih kejam daripada ibu tiri *eh :D
@ahmad faza, terimakasih, gak kejam-kejam juga sih jakarta cuma harus lebih kuat dan tabah mengahadapi kota ini
DeleteFitrop kocak pasti kalo maen pilem :D
ReplyDelete@ekohm, iya tapi film ini juga ada sedih-sedihnya :(
Delete