prioritas
11:08 PM
Sesuatu bernama pengorbanan. Ini adalah sebuah pilihan, ketika saya memilih satu hal dalam hidup ini yang harus saya prioritaskan. Yah, banyak sekali penawarn dan banyak sekali kesempatan yang bermunculan. Katakanlah segala kesempatan dan tawaran menuju hal bernama kesenangan. Pada masalah saya, tiba-tiba saja teringat akan hal bernama melepas kesempatan. Salah satunya adalah Solo Batik Carnival, sesuatu yang sangat familiar ditelinga saya dulu, ya dulu. Namun apa yang saya pilih? Saya memilih untuk melepasnya.
Sangat sulit ternyata memilih melepas sesuatu, apalagi hal itu adalah sebuah kesenangan, lepas dari segala beban yang menjerat bahu ini. Berbagai pertimbangan dan saran saya tampung ketika itu, hingga saya juga beranggapan jalan terbaik adalah melepaskannya 100%. Yah, kala itu saya hanya berfikir mengejar yang namanya beban itu. Toh sekarang saya mungkin hanya bisa nyengir saja, mungkin
sebuah kecemburuan ini namanya, ketika saya tahu rekan saya bisa ke singapura bersama hal yang saya lepas. Sedangkan saya? Saya berkutat sekuat tenaga dengan rutinitas bernama kuliah yang mulai membebani. Yah, ini adalah jalan yang saya pilih ketika melepaskan kesenangan dan memilih beban.
Saya tak tahu apa hal ini menjadi hal yang terbaik atau tidak. Sesaat yang lalu muncul rasa iri kepada rekan saya, karena ia bisa keluar negeri, sedangkan saya disini sedang terseok-seok mengerjakan tugas akhir. Yang saya tahu dan prinsip saya, mengejar dua hal itu sama saja kita melepaskan keduanya dan hasilnya tidak sempurna. Saya cukup tahu diri dengan kemampuan otak saya, saya tahu sekali hanya sanggup berkonsentrasi pada satu hal saja secara penuh.
Saya tak tahu ini pilihan yang baik atau yang buruk, meski tak ada hal yang baik dan buruk di hidup yang ada hanya proses menuju tahap selanjutnya. Apapun itu rasanya amat anyir sekali di lidah saya ketika saya harus mengucapkan selamat atau mengingat hal yang saya lepas, rasa kecewa berkecamuk.
Tanggung jawab, terkadang ini yang sangat membebani saya. Faktanya, memang saya harus mempertanggung jawabkan kuliah saya kepada orang tua secepat mungkin sekuat saya. Yah, ini adalah hal mengapa saya melepaskannya, sebuah tanggung jawab kepda orang tua. Meski kadang bertanya apa benar keputusan saya atau seharusnya saya tak melepas kesenangan itu dan melepaskan beban ini sementara?
Mungkin akan banyak yang mendukung saya, ketika mereka memandangnya sebagai hal yang harus di prioritaskan secara rasional. Tapi yang namanya persaan ini juga hidup, ingin sekali merasakan hal yang sama.
Hash, pusinglah aku. Aku selalu saja di hadapkan dengan permasalahan yang sama, pilihan. Ini mungkin kedua kalinya saya melepaskan kesenangan saya demi tanggung jawab yang sama. Benarkah ini......
2 comments
tetap semangat di tahun baru ya...
ReplyDeletenurannisaa7 said...
ReplyDeletetetap semangat di tahun baru ya...
----------------------------
yay!! semangaaaaat