Jenjereeeng, film sudah dimulai! Masih belum serem sih, tapi karena cerita dari dua teman saya, saya jadi super ketakutan. Posisinya adalah kami berpasangan saling mendekat dan menggenggam tangan teman disampingnya, kalo disangka kami ini Lesbian, sudahlah, lebih deg-deg an liat tu film.

Film ini berkisah tentang segerombolan orang, keluarga dan teman, yang hendak kejakarta dan bertemu dengan seorang wanita yang mengaku dirinya dirampok. *krik krik krik aku kok masih serem ya menceritakannya* Mbak nya namanya Maya, cantik sih mbaknya *sory aku udah lupa nama nya tu siapa*, diantarlah kerumahnya. Rombongan itu akhirnya sampai dirumah mbak maya dan berkenalan dengan ibunya mbak maya bernama DARA yang dipernakan sama Shareefa Daanish.

Setelah acara ramah tamah sekaligus makan malam yang enak dengan steak yang katanya itu rasanya sangat enak *ternyata itu daging manusia*. Barulah acara penjagalan massal itu dimulai. Yang membantai adalah dara dan anak-anaknya, esh sadis banget. Lihat saja, aku melihat film ini di bioskop karena pengen dapat sound efek yang bagus *kalo liat di kompi pasti aku skip deh adegannya*. Awalnya, saya menjerit, menutupi muka dengan tangan, tutupi dengan jaket, meremas tangan teman, nangis ketakutan, lalu...semepet mau muntah, bertanya-tanya kok nggak ada iklannyaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......

Ini bener-bener film yang dari awal bikin tegang mulu *hedeh, lupa cara bernafas yang baik*. Namun, saya sangat bersyukur karena Selama nonton film, cuma sekali mengumpat "ANJING". Beneran sekali aja, selebihnya saya menyebut nama tuhan yang maha esa sang pencipta dunia ini. Di pertengahan film, saya dan teman saya berkeputusan untuk tidak makan daging untuk sementara waktu. *bertahan dua hari saja itu..wakakkakaka dasar aku ini nggragas*

Wesss....liat aja sendiri!! Aku masih merinding kalo inget-inget itu.
Oke cari cara pandang lain.

Di film ini, akar mula pembantaian adalah kata mbak dara "mereka menginginkan kalian untuk tetap hidup" penjualan organ badan manusia maksudnya. Sementara keluarga Dara ini, mengkonsumsi dagingnya, dan entah dengan cara apa mbak Dara kelahiran 1889 ini bisa masih hidup *makan bayi mungkin*.
Dari pada film horor saya lebih rela mengeluarkan uang untuk melihat film ini. Karena nggak ada adegan melayang-layang wagu yang dikatakan itu hantu, atau hantu yang sangat sadar dengan kamera, atau adegan Porno sang pemain film horor. Di film yang dirating Sadis ini adanya cuma darah muncrat-muncrat, pembantaian, gergaji mesin.

Saya dan teman saya cukup terpesona dengan set rumahnya, bisa sedemikiannya di seting so OLD dan sudah mengundang rasa takut. Meski akting mbak Dara ini yang berbicaranya wagu, wagu sih tapi tetep aja bikin takut, apalagi dengan suara beratnya itu. Yang bikin saya senang pada awal dan mual di tengah samapai akhir adalah DARAH. Jika biasanya menggunakan pewarna makanan atau gula untuk menunjukkan efek darah yang tentu saja gagal secara visual aja kelihatan, di rumah dara ini darahnya beneran mirip dengan darah. Jadi kalo diliat itu bisa muntah lama-lama. Menurut info, darah yang digunakan adalah darah kambing *nggak tau konsentrasi campurannya apa aja.....iuuuuh pasti amis*.

Salut dah, film indonesia bisa bagus kaya gini. Sadis, dan jangan sampai anak dibawah umur liat ini, bisa jadi dia sakit nanti.

keren dah
*enak kaaan??!*