katanya dan kata mereka
11:04 PM
Lagi...
Ceritanya berawal dari hari ini aku ikut Les PR itu. Hari ini aku ingin berteriak dan sekaligus membuatku membuka mulut lebar 1x1meter. *arrrgh*
Dan hari ini, tentor, sungguh membuatku ingin njedokin kepala ke tembok *tapi tak jadi karena kasian si tembok*.
Ia, memberikan sampel: Jika kamu mencari pasangan atau pacar, pasti kamu akan melihat penampilan nya terlebih dahulu.
Katanya dan kata rata-rata banyak orang menurut survey mana itu, menyimpulkan pasangan dinilai dari penampilan baru selebihnya sifat, dengan begitu berpenampilanlah yang menarik demi memikat lawan jenis.
Tsaaah... kok aku tak setuju ya, guru agamaku pernah bilang, ajang pacaran adalah ajang bohongi diri sendiri, berusaha tampil menarik meski itu menyiksa, lha besok pas nikah gimana coba. Maka sedari dulu berusaha tidak menerima orang dari fisiknya dulu *karena yang aku taksir kalo fisiknya bagus tus sifatnya -100 sih*
Yang jadi masalah adalah kata Rata-rata atau pandangan umum itu. Apakah bisa menjadi patokan. Terkadang orang sudah pesimis dahulu dengan yang namanya mindset kebanyakan yang telah beredar.
Hari ini aku pun tahu jika teman-temanku juga berfikir sama dengan kata rata-rata itu. arrgh gregetan aku kalo gini.
*kelihatannya ada yang salah dengan dirikuuuuuuuuuu...dengan pandangan hidupku yang lain dan agak beda dengan kebanyakan!!!!!* Sedari tadi aku benar-benar bingung berada dalam mindset teman-temanku yang rata-rata sama *mbakar menyan, kelihatannya beneran ada yang salah dengan diriku*.
sebelumnya sudah diposting di ngerumpi
Ceritanya berawal dari hari ini aku ikut Les PR itu. Hari ini aku ingin berteriak dan sekaligus membuatku membuka mulut lebar 1x1meter. *arrrgh*
Dan hari ini, tentor, sungguh membuatku ingin njedokin kepala ke tembok *tapi tak jadi karena kasian si tembok*.
Ia, memberikan sampel: Jika kamu mencari pasangan atau pacar, pasti kamu akan melihat penampilan nya terlebih dahulu.
Katanya dan kata rata-rata banyak orang menurut survey mana itu, menyimpulkan pasangan dinilai dari penampilan baru selebihnya sifat, dengan begitu berpenampilanlah yang menarik demi memikat lawan jenis.
Tsaaah... kok aku tak setuju ya, guru agamaku pernah bilang, ajang pacaran adalah ajang bohongi diri sendiri, berusaha tampil menarik meski itu menyiksa, lha besok pas nikah gimana coba. Maka sedari dulu berusaha tidak menerima orang dari fisiknya dulu *karena yang aku taksir kalo fisiknya bagus tus sifatnya -100 sih*
Yang jadi masalah adalah kata Rata-rata atau pandangan umum itu. Apakah bisa menjadi patokan. Terkadang orang sudah pesimis dahulu dengan yang namanya mindset kebanyakan yang telah beredar.
Contoh temanku: "Orang itu kan akan melihat dari kemungkinan wis, nah mereka kan akan mengambil sampling, dan jika hasil dari sampling itu sebagian besar adalah negatif maka orang akan cenderung tidak mengambil kemungkian itu. Mereka takut kebagian sisi negatif yang cenderung kebanyakan dari pada kemungkinan positif yang minoritas"Yap, memang tak bisa menyalahkan kondisi itu. Tapi kenapa sih kita tak bisa berfikir dari sudut pandang berbeda? Berfikir dari dua kemungkinan yang nilainya sama?
Hari ini aku pun tahu jika teman-temanku juga berfikir sama dengan kata rata-rata itu. arrgh gregetan aku kalo gini.
*kelihatannya ada yang salah dengan dirikuuuuuuuuuu...dengan pandangan hidupku yang lain dan agak beda dengan kebanyakan!!!!!* Sedari tadi aku benar-benar bingung berada dalam mindset teman-temanku yang rata-rata sama *mbakar menyan, kelihatannya beneran ada yang salah dengan diriku*.
sebelumnya sudah diposting di ngerumpi
3 comments
pilih-pilih pasangan memang perlu tapi harus diingat janganlah terlalu ego dan matre bisa tak dapat yang kita inginkan alias jomblo terus
ReplyDeletehidup emang laen kok
ReplyDeleteyah jadilah diri sendiri aja..
@yani: hehehhehehe....itu mah memang harus dipikirn.. materi itu penting..w.akakakakakka...
ReplyDelete@annosmile: susah kalo itu kita berada dalam perbedaan