hidup itu pertanyaan

11:28 PM

mataku masih terasa sakit dan perih menahannya. Hidup adalah sebuah perjuangan saling berlomba-lomba mendapatkan hal yang diinginkan. Ah, lupakan itu. Hidup itu selalu saja membuat aku menjadi terlalu terpaku akan hal-hal yang berhubungan dengan perenungan. Yah, mungkin aku sudah sebegitu seringnya merenung mengenai hidup dan tak habis pikir juga mengenai hidup ini.
Mengapa, selalu saja berhubungan dengan kepercayaan yang telah diberikan? Selalu saja aku dihadapkan pada masalah yang sama saja, antara dikecewakan dengan janji dan kepercayaan yang disalah gunakan.

Mungkin saja hidup sedang ingin mengajariku hidup dalam kenyataan. Namun aku merasa sudah sangat belajar untuk terus menatap hidup itu tak semanis gula yang biasa dihidangkan bersama seduan teh itu. Aku juga sadar seratus persen jika hidup ini terlalu sulit untuk hanya sekedar bersenang-senang saja. Aku juga mempunyai impian. Membangun mimpi diantara pijakan yang belum jelas ini. Aku juga memandang masalah ini bukan satu hal mengenai tuhan yang sedang iseng mengerjai makhluknya, aku memahami jika hidup ini keras untuk membentuk karakterku. Tapi aku tak habis pikir, mengapa selalu dengan masalah yang sama saja yang harus aku hadapi.

Seperti apakah? Seperti apakah sikap yang harus aku tampilkan??? Aku benar-benar tak mengerti dengan semua ini. Terlalu banyak pertanyaan yang sama sekali tak ada jawabannya ketika aku mencoba mengorek-ngoreknya dalam otakku.

Apakah tindakan yang aku lakukan selama aku mengalami masalah itu kurang tepat?? Aku tak pernah mencoba benar-benar melarikan diri dari masalah, aku sadar masalah akan segera datang lagi jika aku menghindar. Apa kah ini bermaksud mengingatkan ku pada titik terlemah dalam perasaanku yang sangat mudah sekali terakumulasi menjadi kekuatan berbahaya?? Aku sama sekali tak mengerti, sangat tak mengerti, ketika dihadapkan dengan semua ini. Lantas apa yang harus dilakukan.

Jujur saja, untuk kesekian kali di dera permasalahan yang sama, membuatku lelah dalam segala hal. Aku lelah untuk menghadapi hidup ini, ingin sekali aku lenyap saja dari hiruk pikuk ini dan tanpa ada yang harus bersedih atau kehilangan, mungkin tak akan ada yang bereaksi kehilangan atau sedih. Kelelahan ini menimbulkan titik-titik putus asa yang makin lama makin meluap. Otakku sama sekali tak bisa menampung semuanya. Terlalu penuh, masalah tak hanya satu, dan tak hanya satu jenis.

Atau tuhan ingin aku seperti dulu??? Senaif dulu kah?? Haruskah?? Seegois dulu? Senaif dulu? Seintrovet dulu?? itu kelam, kelam dalam semua hal.
ah aku tak menemukan jawabannya.

You Might Also Like

2 comments

Powered by Blogger.

Press